Sebulan yang lalu, kalau ada yang menyebut kata-kata “stanza”, rasanya saya akan mengernyitkan dahi sebentar sebelum mencari di mesin pencari soccernet.com, berpikir bahwa itu adalah nama salah seorang pemain bola dari Eropa Timur. Tapi sekarang, secara ajaib “stanza” bak menjadi artis dadakan. Terakhir saya cek, Google Blog Search untuk entri-entri bahasa Indonesia yang mengandung kata “stanza” dari tanggal 4 Agustus hingga 6 Agustus menghasilkan angka 171.
Jadi jangan salah, Indonesia-Raya-Gate by You-Know-Who ini kalau dilihat dari sudut lain, setidaknya (baca: minimaaaaal) ada kebaikannya. Ehm, ini tentunya membandingkan kebaikan “temuan” You-Know-Who dengan “kerusakan-kerusakan” yang mungkin diakibatkan; makanya saya sebut kebaikan minimaaaaal. Jadi, apa saja kebaikannya?
1. Seperti yang saya sebut tadi: mengenalkan kata “stanza”; dan kita pantas berterima kasih kepada You-Know-Who. Saya pribadi tadinya tidak tahu menahu tentang musik berikut istilah-istilahnya. Now I know.
2. Sudah lama saya nggak menyaksikan blogosphere Indonesia disibukkan dengan diskusi 1 topik yang membuat heboh. Terakhir mungkin tentang NgaduTrafik 2007 yang lumayan “seru”. Tapi kehebohan kali ini terasa beda, karena selain heboh, blogosphere terlihat kompak. Nggak tanggung-tanggung, banyak blogger “senior” yang juga merasa tergelitik untuk ikut menulis tentang Indonesia-Raya-Gate ini seperti Ong Hock Chuan. Belum kalau kita masukkan tulisan-tulisan Priyadi, Adinoto (dengan chart-nya), Ryo Saeba, atau mencuatnya tulisan Jay tahun 2005 “Hari Musik Nasional“.
Jadi, lagi-lagi ini berkat You-Know-Who.
3. Ada yang berkomentar di sebuah milis bahwa You-Know-Who telah mengajarkan publik secara gratis tentang ilmu marketing. Yang penting packaging, Bung! Content mah belakangan.
Bagi profesional, praktisi, akademisi, mahasiswa, businessman, politisi; You-Know-Who ini akan menjadi teladan yang bagus untuk belajar marketing. Bagi dosen Marketing, topik ini akan jadi case study yang menarik di kelas. Thanks to Him, sekarang orang Indonesia jadi paham tentang pentingnya ilmu marketing.
4. Andri Setiawan menulis juga bahwa Indonesia-Raya-Gate ini bukti bahwa masyarakat kita masih terbelakang masalah IT. Masalahnya, orang-orang yang memang pakar IT dan lama berkecimpung dalam dunia IT, maupun menjadi aktivis IT malah nggak pernah mendapat publikasi media, sedangkan Pak KRMT sudah diliput oleh detikcom sebanyak 325 kali! Ini sedikit banyak membuktikan bahwa masyarakat masih rawan tertipu untuk masalah IT. Chart yang ada di tulisan Adinoto mungkin bagus untuk memberikan gambaran ke kita.
Jadi, masih menurut Andri, justru kita yang harus disalahkan karena nggak pernah mengajarkan IT ke masyarakat–atau setidaknya belum maksimal. Dan lagi-lagi ini berkat You-Know-Who sehingga kita sadar kekurangan kita.
5. Ah, saya sudah kehabisan ide. Saya tawarkan nomor 5 ini buat yang punya ide lain 🙂
Kesimpulannya: mari kita ucapkan bersama-sama dengan senyum selebar mungkin, “Terima kasih Roy Suryo!”TM